Jumat, 07 Mei 2021

Pengajian Ramadhan UMSU: Idul Fitri Perkokoh Silaturrahim



umsu.ac.idpada kajian Ramadhan UMSU yang turut diikuti oleh PWM Sumatera Utara, PWA Sumatera Utara, PDM se Sumatera Utara, dan civitas akademika UMSU, Kamis (6/5).

Idul Fitri adalah puncak dari pelaksanaan ibadah Ramadhan, dimana Ibadah ramadhan diharapkan mampu mengantarkan kita pada nilai ketaqwaan, siapa orang yang bertaqwa itu yaitu orang orang yang mampu melaksanakan aktifitas yang mendukung kohesi sosial.

Nawir Yuslem mengatakan Kohesi sosial terjadi dimana Kehidupan masyarakat bisa terbentuk ketika masing masing unsur masyarakat memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lainnya Kohesi sosial berasal dari kata kohesi secara bahasa berarti hubungan yang erat atau perpaduan yang kokoh, kemampuan suatu kelompok untuk menyatu. 

Islam memandang kohesi sosial pada abad ke 7 Rasulullah sudah mempraktekkan nya melalui sebuah hadis riwayat Imam Muslim “perumpamaan orang mukmin dalam hal saling mencintai mengasihi dan menyayangi di antara mereka sama seperti sebuah tubuh, jadi kalau salah satu unsur tubuh ini terserang sakit, makanya yang lain turut serta merasakan sakit.

Idul Fitri berbicara rangkaian aktivitas ibadah yang di syariatkan padanya. Ada satu syariat yang di perintahkan oleh Rasul untuk dilaksakan sebelum kita memasuki idul Fitri yaitu membayar zakat fitrah. Zakat fitrah seyogyanya Mensucikan orang orang puasa dari lava yaitu kegiatan yang tidak bermanfaat dan  Rafas yaitu perbuatan yang keji dan ini juga lah yang diharapkan dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dan ada satu tradisi yang dilaksanakan para sahabat dan di benarkan Rasul setelah sholat idul Fitri yaitu tradisi saling mendoakan dimana dapat memperkokoh silaturahim antara satu dengan yang lain. 

pelaksanaan Pengajian Ramadhan UMSU pada Ramadhan kali ini di gelar sebanyak empat kali. UMSU berharap melalui Pengajian Ramadhan ini mari bersama kita memaknai materi materi kajian yang sudah disampaikan oleh para Narasumber sehingga dapat kita ambil hikmah untuk menambahmenambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. 

Diakhir penyampaian dia menghimbau kepada seluruh civitas akademika universitas Muhammadiyah Sumatera Utara untuk tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan, selama pelaksanaan libur menyambut idul Fitri agar terhindar dari virus covid 19.

Sumber:

https://www.umsu.ac.id/

 https://www.umsu.ac.id/2021/05/07/pengajian-ramadhan-umsu-idul-fitri-perkokoh-silaturrahim/

Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan


Beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan :

1. Menyapa Peserta Didik dengan Ramah dan Semangat 

Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akanlebih hidup dan menggairahkan. Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi peserta didik di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan peserta didik, guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi peserta didik. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi peserta didik akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, guru juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan peserta didik. 

Oleh karena itu guru selalu mengawali kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada peserta didik, misalnya “anak-anak senang bertemu kalian hari ini, kalian adalah anak-anak yang hebat”. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan energi positif yang dapat mempegaruhi semangat para peserta didik. Dapat dibayangkan jika seorang guru ketika memulai pembelajaran dengan raut muka ruwet, tidak senyum, penampilan kusut, tentu saja suasana kelas menjadi menegangkan dan menakutkan.

2. Menciptakan Lingkungan Kelas

Yang Menarik ruang kelas pun didesain berbeda dengan tata ruang kelas konvensional. Dalam suatu kelas disediakan learning centers sebagai sarana eksplorasi dan riset serta diskusi yang diharapkan mampu membangkitkan gairah belajar anak, terutama untuk mengembangkan pribadi masing masing baik secara individual dan secara social dengan sesamanya. Terdapat pajangan gambar-gambar dan hasil kerja peserta didik dan pernak pernik hiasan dinding yang beraneka ragam bentuk sehingga membuat peserta didik nyaman berada dikelas. Atmosfer kelas benar-benar sangat bersahabat dengan kondisi peserta didik. Sarana dan fasilitas yang ada di sekolah Equal Bright sangat menujang dalam proses pembelajaran dan membuat suasana begitu sangat nyaman.

3) Memotivasi Peserta Didik

Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri peserta didik yang akan belajar. Respon yang baik tersebut, akan berubah menjadi sebuah motivasi yang tumbuh dalam dirinya, sehingga ia merasa terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias. Apabila dalam diri peserta didik telah tumbuh respon, hingga termotivasi untuk belajar, maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai. Peserta didik yang antusias dalam proses pembelajaran memiliki kecenderungan berhasil lebih besar dibanding mereka yang mengikuti proses dengan terpaksa atau asal-asalan. Kebanyakan guru mengajar hanya untuk mengejar target tanpa memperdulikan pemahaman peserta didik.

 Padahal belajar adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang memerlukan adanya motivasi untuk mencapai tujuan. Guru selalu berusaha memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan minat dan dorongan bagi setiap peserta didiknya, ia tak jemu untuk memotivasi para peserta didiknya untuk selalu bersemangat dalam belajar, meningkatkan kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik dan membangun karakter yang baik bagi peserta didik.

4) Menggunakan Metode Yang Variatif

Variasi dalam gaya mengajar guru didalam kelas menerapkan dengan berbagai cara seperti halnya mengatur variasi suara, rendah, tinggi, besar, kecil dalam rangka memfokuskan peserta didik agar selalu memusatkan perhatiannya dalam belajar. Guru pun selalu mengatur variasi gerakan badan dengan cara menggunakan boneka tangan berkomunikasi atau mengadakan role playing hal ini dilakukan agar peserta didik merasa senang dalam belajar dan juga menerapkan gerak musik dengan memberi rangsangan alunan nada musik yang akan merangsang anak rileks, tenang dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. 

Dalam hal mengubah posisi cara mengajar di depan kelas guru tidak ada batasan dalam mengatur posisi mengajar karena pola belajar yang diterapkan didalam kelas tidak seperti kelas pada umumnya dimana guru duduk di depan dan peserta didik dibelakang proses pembelajaran yang diterapkan di Equal Bright beraneka ragam cara dan bentuk, posisi belajar pun berubah-ubah kadang berbentuk lingkaran, saling berhadapan, dalam hal pengaturan posisi belajar tidak ada batasan ruang gerak bagi peserta didik

Transformasi Dunia Pendidikan dalam Merdeka Belajar dan Perubahan UN


Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, perubahan yang dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses menggadakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.jadi adanya sebuah transformasi dalam dunia pendidikan itu dapat dimulai dari transformasi pola pikir.dan pendidikan adalah salah satu landasan terbesar untuk perubahan perubahan yang kita inginkan. Pendidikan bukan hanya di dapat dari sekolah,pendidikan paling utama di dapat dari keluarga,lalu masyarakat seperti pengenalan dengan budaya ataupun lingkungan nya.

Pendidikan adalah salah satu penunjang untuk adanya perubahan dimasa depan.dimana semakin maju nya pendidikan di Indonesia maka dapat dipastikan bahwa masa depan anak bangsa akan terjadi perubahan perubahan yang sangat besar.banyak inovasi inovasi yang akan terus diciptakan.Untuk adanya perubahan besar haruslah melakukan step by step,nah beberapa langkah yang sudah maupun akan di terapkan dalam dunia pendidikan adalah perubahan UN pada peserta didik juga program merdeka belajar yang sudah mulai diterapkan dalam proses pembelajaran.

PERUBAHAN UJIAN AKHIR NASIONAL DI TAHUN 2021

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (MENDIKBUD RI) Nadiem Makarim menyatakan bahwa Ujian Nasional (UN) akan terubah formatnya menjadi asesmen kompetensi minimum. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.Dulu saat masih dijalankannya program UN,para peserta didik dipilih untuk bisa masuk SMP dan SMA berdasarkan nilai UN nya,lalu beranjak dari situ meledak industry bimbel untuk siswa mendapat tambahan belajar,dan mendapatkan angka tertinggi agar dapat memasuki sekolah sekolah negri yang diminati banyak orang.

Untuk bisa mendapatkan bimbel terbaik para orang tua haruslah menyediakan dana yang juga besar.oleh karna itu para anak anak yang mampu pastilah berkumpul di sekolah sekolah negri unggulan,sebaliknya anak anak yang tidak mampu berkumpul di sekolah sekolah swasta.inilah yang dinamakan diskriminasi nasional,yang terjadi selama berpuluh puluh tahun saat UN dijalankan.

Nah, balik lagi ke assessment nasional yang dimaksud disini adalah mengukur system pendidikan nasional di Indonesia, bukan dengan UN yang mengukur komptensi individu siswa yang hanya di nilai dalam beberapa tes dengan mata pelajaran yang ditentukan.mengahbiskan bertahun tahun umurnya untuk menjalankan pendidikan yang pada akhirnya hidupnya akan dihakimi oleh waktu 2 jam di dalam ruangan.Jadi assessment nasional disini mengukur kualitas belajar disekolah nya seperti apa,dan tes ini bukanlah tes yang dapat dipelajari untuk mendapatkan angka yang lebih tinggi.bukan suatu hal yang bisa di hafal bukan suatu hal yang bisa di bimbelkan.assement ini ialah mengukur nalar kita untuk menjadi kritis,memproses informasi,memecahkan masalah dan kemampuan kita menganalisa.para peserta didik ini akan melewati tes assement kompetensi,survey karakter dan juga survey lingkungan sekolah yang dikemas dalam satu tes.

Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

MENDIKBUD RI menekankan bahwa penyusunan asesmen kompetensi berbasis pada penilaian daya nalar menggunakan bahasa (literasi) dan daya nalar berbasis data angka (numerasi) yang bertolok ukur dari konsep Programme for International Student Assessment (PISA). Dimana tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara.Konsep penilaian ini merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam model pendidikan setelah UN terakhir pada tahun 2020. Literasi dan numerasi dapat digunakan sebagai modal dasar bagi siswa untuk memahami teknis dan konsep dalam mata pelajaran secara berkelanjutan. 

Adapun UN yang selama ini dilaksanakan sebagai penilaian akhir selalu bertolok ukur pada kognitif dan pemahaman materi, tidak berdasarkan aplikasi yang real untuk pencapaian kemampuan siswa dalam kehidupan nyata. Wacana perubahan ini dapat menimbulkan tantangan baru bagi seluruh pihak terkait, baik siswa, guru, maupun stakeholder lainya. Pelaksanaan UN yang semula penilaian berbasis sumatif dan kognitif berubah drastis menjadi penilaian yang berbasis formatif, aplikasi dan analisis.

Selasa, 04 Mei 2021

Homeschooling Menjadi Tren di Era New Normal dan masa pandemi


Selama pandemi corona penyebab Covid-19, anak-anak sekolah belajar di rumah secara online. Sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ ini kemungkinan akan berlanjut hingga tahun ajaran baru 2020/2021. Apakah ini akan menaikkan animo homeschooling?

Belum tentu, setidaknya dalam waktu dekat. Pengamat Pendidikan Doni Koesoma A menyatakan dalam proses integrasi ke new normal, dia menilai sekolah formal masih tetap jadi pilihan utama ketimbang homeschooling. “Belajar dari rumah tidak sama dengan homeschooling karena metode homeschooling beda dengan sekolah formal,” jelas Doni beberapa waktu yang lalu.

Pengamat yang khusus pada sektor pendidikan karakter anak ini menyebut ada banyak perbedaan sekolah formal dengan homeschooling, terutama dari sisi sistem, kurikulum, dan metode belajar. Begitu pula dengan ijazah yang diterima berbeda.

“Potensi beralihnya pendidikan formal ke homeschooling ini sangat kecil karena pemerintah tetap prioritas ke pendidikan formal berbasis masyarakat bukan individual,” ungkapnya. Dia menyebut homeschooling selama ini masih sebagai pilihan masyarakat dan keluarga. Sebaliknya pendidikan formal pemerintah sudah diwadahi dalam kelompok belajar.Oleh sebab itu dalam proses menuju kenormalan baru, sekolah dalam masa normal baru harus tetap melaksanakan protokol Covid-19. Sehingga bukan homeschooling, melainkan bisa gabungan antara online dan off line sejauh memungkinkan.

“Kondisi ini mengingat setiap daerah harus menyesuaikan dengan sarana dan persoalan yang ada, tidak semua memiliki sarana pembelajaran daring,” kata dia. Simak keunggulan homeschooling sebagai salah satu metode bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.

1.       • Keuntungan Homeschooling

Orangtua yang jatuh hati dengan metode ini biasanya mempertimbangkan soal waktu yang fleksibel. Alasan lain, simak di sini:

 1. Waktu belajar yang fleksibel

Salah satu keuntungan homeschooling adalah fleksibilitas waktu belajar. Orang tua, anak, dan staf pengajar dapat saling mendiskusikan waktu yang tepat untuk memulai belajar dan menentukan durasi belajar. Selain itu, Anda dan anak juga dapat memilih jadwal mata pelajaran yang ingin dipelajari dalam satu hari.

 2. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat 

Setiap anak memiliki bakat, minat, serta kemampuan mengolah informasi yang berbeda. Dengan homeschooling, Anda dan anak dapat bersama-sama menentukan topik, waktu, durasi, hingga cara belajar yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar anak. Dengan adanya fleksibilitas, metode belajar ini bisa lebih optimal dalam mengembangkan bakat setiap anak sesuai keinginan dan kemampuan.

3. Anak mendapatkan istirahat yang cukup

Rutinitas sekolah formal yang mengharuskan anak untuk datang lebih pagi dan terkadang pulang hingga sore bisa membuat waktu istirahat anak menjadi berkurang. Bukan tak mungkin anak akan merasa kelelahan setiap pulang sekolah dan tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Hal ini berbeda dengan sistem pembelajaran homeschooling yang pengaturan waktunya lebih fleksibel, sehingga orang tua dapat mengatur waktu istirahat anak dengan baik.

4. Orang tua dapat mengawasi pertemanan anak

Salah satu hal yang dikhawatirkan orang tua ketika anak bersekolah konvensional adalah persoalan pertemanan, karena perilaku bullying di antara anak-anak bisa saja terjadi. Dengan homeschooling, orang tua dapat terus mengawasi proses pembelajaran dan pertemanan anak. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari pertemanan yang kurang baik atau bahkan bersifat merusak di masa pertumbuhannya.

5. Anak memiliki kesempatan untuk belajar di luar rumah

Anak homeschooling memiliki cara belajar yang lebih fleksibel, karena bisa belajar di manapun, seperti di museum, perpustakaan, hingga di alam terbuka. Jadi, anak tidak hanya mempelajari teori di dalam kelas, seperti halnya para murid di sekolah konvensional pada umumnya.

Di antara sekian banyak metode pendidikan yang bisa diterapkan dalam masa tumbuh kembang anak, homeschooling memang membutuhkan fasilitas lingkungan sekitar yang memadai.

1.       ● Kerugian Homeschooling

Banyak juga orangtua yang meragukan homeschooling karena ada risiko yang harus ditanggung, seperti:

1. Ruang lingkup pertemanan anak menjadi terbatas

Dibandingkan dengan anak-anak yang mengikuti sekolah konvensional dan bertemu dengan banyak anak-anak lain seusianya, homeschooling membuat kehidupan sosial anak terbatas hanya pada interaksi dengan staf pengajar dan keluarga. Oleh karena itu, untuk mengatasi efek sosial yang mungkin timbul pada anak homeschooling, orang tua perlu membuat anak-anaknya tetap terhubung dengan dunia sekolah dan lingkungan sebayanya. Misalnya, membuat kelompok anak-anak homeschooling untuk berkumpul, belajar, dan berinteraksi bersama.

2. Kesulitan mengakses fasilitas belajar yang umumnya ada di sekolah

Proses belajar homeschooling tidak memungkinkan anak untuk mendapatkan fasilitas pendukung yang layaknya ada di sekolah formal. Contohnya, anak mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mencoba laboratorium sains, laboratorium bahasa, perpustakaan sekolah, atau studio seni.

Lalu, bagaimana dengan status kelulusan homeschooling? Sebagai pendidikan berbasis keluarga yang masuk dalam jalur pendidikan informal, homeschooling diatur dalam UU No. 20/2003. Sesuai dengan undang-undang yang ada, anak yang mengenyam pendidikan melalui sistem ini akan diakui layaknya mengikuti institusi pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar pendidikan nasional. Sehingga Homeschooling ini sebenarnya sangat baik dan bisa menjadi alternatif dibalik pandemi ini tapi itu semua harus disesuaikan dengan keadaan dan juga kebutuhan