Selasa, 04 Mei 2021

Homeschooling Menjadi Tren di Era New Normal dan masa pandemi


Selama pandemi corona penyebab Covid-19, anak-anak sekolah belajar di rumah secara online. Sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ ini kemungkinan akan berlanjut hingga tahun ajaran baru 2020/2021. Apakah ini akan menaikkan animo homeschooling?

Belum tentu, setidaknya dalam waktu dekat. Pengamat Pendidikan Doni Koesoma A menyatakan dalam proses integrasi ke new normal, dia menilai sekolah formal masih tetap jadi pilihan utama ketimbang homeschooling. “Belajar dari rumah tidak sama dengan homeschooling karena metode homeschooling beda dengan sekolah formal,” jelas Doni beberapa waktu yang lalu.

Pengamat yang khusus pada sektor pendidikan karakter anak ini menyebut ada banyak perbedaan sekolah formal dengan homeschooling, terutama dari sisi sistem, kurikulum, dan metode belajar. Begitu pula dengan ijazah yang diterima berbeda.

“Potensi beralihnya pendidikan formal ke homeschooling ini sangat kecil karena pemerintah tetap prioritas ke pendidikan formal berbasis masyarakat bukan individual,” ungkapnya. Dia menyebut homeschooling selama ini masih sebagai pilihan masyarakat dan keluarga. Sebaliknya pendidikan formal pemerintah sudah diwadahi dalam kelompok belajar.Oleh sebab itu dalam proses menuju kenormalan baru, sekolah dalam masa normal baru harus tetap melaksanakan protokol Covid-19. Sehingga bukan homeschooling, melainkan bisa gabungan antara online dan off line sejauh memungkinkan.

“Kondisi ini mengingat setiap daerah harus menyesuaikan dengan sarana dan persoalan yang ada, tidak semua memiliki sarana pembelajaran daring,” kata dia. Simak keunggulan homeschooling sebagai salah satu metode bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.

1.       • Keuntungan Homeschooling

Orangtua yang jatuh hati dengan metode ini biasanya mempertimbangkan soal waktu yang fleksibel. Alasan lain, simak di sini:

 1. Waktu belajar yang fleksibel

Salah satu keuntungan homeschooling adalah fleksibilitas waktu belajar. Orang tua, anak, dan staf pengajar dapat saling mendiskusikan waktu yang tepat untuk memulai belajar dan menentukan durasi belajar. Selain itu, Anda dan anak juga dapat memilih jadwal mata pelajaran yang ingin dipelajari dalam satu hari.

 2. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat 

Setiap anak memiliki bakat, minat, serta kemampuan mengolah informasi yang berbeda. Dengan homeschooling, Anda dan anak dapat bersama-sama menentukan topik, waktu, durasi, hingga cara belajar yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar anak. Dengan adanya fleksibilitas, metode belajar ini bisa lebih optimal dalam mengembangkan bakat setiap anak sesuai keinginan dan kemampuan.

3. Anak mendapatkan istirahat yang cukup

Rutinitas sekolah formal yang mengharuskan anak untuk datang lebih pagi dan terkadang pulang hingga sore bisa membuat waktu istirahat anak menjadi berkurang. Bukan tak mungkin anak akan merasa kelelahan setiap pulang sekolah dan tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Hal ini berbeda dengan sistem pembelajaran homeschooling yang pengaturan waktunya lebih fleksibel, sehingga orang tua dapat mengatur waktu istirahat anak dengan baik.

4. Orang tua dapat mengawasi pertemanan anak

Salah satu hal yang dikhawatirkan orang tua ketika anak bersekolah konvensional adalah persoalan pertemanan, karena perilaku bullying di antara anak-anak bisa saja terjadi. Dengan homeschooling, orang tua dapat terus mengawasi proses pembelajaran dan pertemanan anak. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari pertemanan yang kurang baik atau bahkan bersifat merusak di masa pertumbuhannya.

5. Anak memiliki kesempatan untuk belajar di luar rumah

Anak homeschooling memiliki cara belajar yang lebih fleksibel, karena bisa belajar di manapun, seperti di museum, perpustakaan, hingga di alam terbuka. Jadi, anak tidak hanya mempelajari teori di dalam kelas, seperti halnya para murid di sekolah konvensional pada umumnya.

Di antara sekian banyak metode pendidikan yang bisa diterapkan dalam masa tumbuh kembang anak, homeschooling memang membutuhkan fasilitas lingkungan sekitar yang memadai.

1.       ● Kerugian Homeschooling

Banyak juga orangtua yang meragukan homeschooling karena ada risiko yang harus ditanggung, seperti:

1. Ruang lingkup pertemanan anak menjadi terbatas

Dibandingkan dengan anak-anak yang mengikuti sekolah konvensional dan bertemu dengan banyak anak-anak lain seusianya, homeschooling membuat kehidupan sosial anak terbatas hanya pada interaksi dengan staf pengajar dan keluarga. Oleh karena itu, untuk mengatasi efek sosial yang mungkin timbul pada anak homeschooling, orang tua perlu membuat anak-anaknya tetap terhubung dengan dunia sekolah dan lingkungan sebayanya. Misalnya, membuat kelompok anak-anak homeschooling untuk berkumpul, belajar, dan berinteraksi bersama.

2. Kesulitan mengakses fasilitas belajar yang umumnya ada di sekolah

Proses belajar homeschooling tidak memungkinkan anak untuk mendapatkan fasilitas pendukung yang layaknya ada di sekolah formal. Contohnya, anak mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mencoba laboratorium sains, laboratorium bahasa, perpustakaan sekolah, atau studio seni.

Lalu, bagaimana dengan status kelulusan homeschooling? Sebagai pendidikan berbasis keluarga yang masuk dalam jalur pendidikan informal, homeschooling diatur dalam UU No. 20/2003. Sesuai dengan undang-undang yang ada, anak yang mengenyam pendidikan melalui sistem ini akan diakui layaknya mengikuti institusi pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar pendidikan nasional. Sehingga Homeschooling ini sebenarnya sangat baik dan bisa menjadi alternatif dibalik pandemi ini tapi itu semua harus disesuaikan dengan keadaan dan juga kebutuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar